“Tentu hal ini hasil yang cukup menggembirakan, namun kita jangan lengah, karena angka tersebut belum-lah memuaskan karena belum mencapai target RPMN ke III yang pada tahun 2019 memasuki tahun terakhir pelaksanaannya,” ucapnya.
“Kita juga perlu mencermati kembali, apakah kegiatan-kegiatan yang selama ini sudah dilakukan bidang kesehatan betul-betul efektif dalam mendorong capaian program prioritas nasional,” lanjutnya.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas kader dan Pembina di desa, sehingga kader mampu berperan sebagai penggerak masyarakat, penyuluh, dan pencatat sederhana dalam upaya pencegahan stunting.
Hal tersebut diharapkan akan berdampak pada peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Posyandu dan penggerakan masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. Nantinya, dalam lokakarya itu, akan menghasilkan 216 fasilitator (khusus regional tengah), dan petugas Promosi Kesehatan Puskesmas, kader, dan aparatur desa, yang ditingkatkan kemampuannya sebanyak 13.400 orang di 420 desa. (rls)