CIANJUR – Ribuan petani di wilayah Kecamatan Cibeber terancam menganggur setelah lahan pertanian mereka tak bisa digarap. Musim kemarau yang ditambah dengan rusaknya irigasi, membuat lahan mereka berpotensi tidak bisa lagi digunakan untuk bercocok tanam karena minim air.
Padahal, para petani berencana untuk mulai beralih ke palawija saat musim kemarau berlangsung agar lahan digunakan bergantian. Hanya saja, hal itu dirasa tidak memungkinkan setelah melihat kondisi terakhir. Apalagi, memang tidak ada air sama sekali untuk digunakan bertani.
”Kondisi kekeringan saat ini, membuat petani tidak bisa berbuat apa-apa. Terutama di musim tanam berikutnya,” ujar seorang petani, Imas (52).
Menurut dia, sampai sekarang pun hasil panen petani menurun drastis hingga 50 persen. Biasanya mereka bisa memperoleh 8 ton per hektar, tapi kini setidaknya hanya 4-5 ton per hektar yang bisa diperoleh. Hal itu, sedikit banyak dipengaruhi oleh minimnya pengairan sejak dua bulan lebih.
Dia mengaku, pada akhirnya petani di kawasan tersebut hanya bisa memanen padi meskipun hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Imas menilai, musim kemarau juga diprediksi akan terus berlangsung dan kemungkinan petani tidak bisa menanam padi untuk masa tanam berikutnya.
”Petani di sini berharap pemerintah bisa secepatnya memperbaiki bendungan irigasi Cikondang. Selama belum diperbaiki, sawah pasti sulit dapat air, tidak bisa cuma mengandalkan hujan yang tidak bisa diperkirakan kapan akan turun,” ucapnya.
Sementara, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Daerah Irigasi Susukan Gede Kecamatan Cibeber, Rahmat Fauzi menyebutkan, ada 1.007 hektar sawah yang tersebar di sembilan desa yang terdampak kekeringan saat ini.
“Untungnya banyak yang sudah masuk masa panen. Namun, jika kondisinya terus seperti ini (tidak ada pasokan air), musim tanam berikutnya bisa-bisa menganggur semua, petani tidak bisa tanam apapun, apalagi padi,” ujar dia.
Rahmat mengungkapkan, ada 3.650 petani yang selama ini menggantungkan pasokan air untuk mengairi lahan pesawahan mereka dari jaringan irigasi Sungai Cikondang tersebut.
“Sejak jebol praktis pengairan sawah tergantung pada hujan. Namun, sekarang sudah kemarau dan sawah-sawah sudah tak lagi mendapatkan air,” ujar dia.(bay/red)