Cuaca ekstrim melanda Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), namun tak menyurutkan para pendaki yang hendak naik untuk menyaksikan fenomena langka di Indonesia. Ya, ada embun yang berubah menjadi gumpalan es. Simak kisahnya!
AYI SOPIANDI, Cipanas
SAKING ekstrimnya, embun di puncak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang terdapat di ketinggian lebih dari 2.700 meter itu berubah menjadi kristal es di hamparan rerumputan dan beberapa jenis tanaman yang ada di hamparan Alun-alun Suryakancana (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango).
Menginjak Jumat malam Sabtu, iring-iringan para pendaki yang akan masuk melalui pintu masuk TNGGP yang berlokasi di Kampung Gunungputri, Desa Sukatani Kecamatan Pacet mulai ramai lalu lalang baik itu dengan cara berjalan kaki ataupun menggunakan motor dan mobil yang nantinya dititipkan diparkiran tak jauh dari pintu masuk jalur pendakian Gunungputri TNGGP.
Terlihat ransel yang dibawanya dengan perbekalan yang akan dibawa untuk mendaki. Mulai dari stok makanan, roti, air minum dan perlengkapan alat untuk mendaki seperti tongkat, senter, sepatu safety, dan balutan jaket ditubuhnya.
Kebanyakan dari para pendaki yang datang ke Tamana Nasional Gunung Gede Pangrango tersebut, selain ingin menambah wawasan tentang alam, juga rasa ingin tahu tentang fenomena langka atau embun yang ada di puncak gunung berubah menjadi kristal es.
Aji Maraji (28) dan Jaka Kamaludin (26) pendaki asal Kampung Karangtengah Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur itu mengaku jika pendakian kali ini merupakan yang ke dua kalinya setelah musim hujan pada beberapa waktu lalu.
“Ini pendakian yang kedua kali, pertama kali saya mendaki ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ini saat musim hujan, pada beberapa waktu lalu,” kata Jaka.
Kalau musim hujan, lanjut Jaka, sambil menunjukan foto di handphone-nya. Tapi kalau sudah di lokasi TNGGP malah hangat tak sedikitpun terasa dingin.
“Ya kalau musim dingin seperti ini kayaknya tetap dingin, apalagi embun-embun di puncak gunung sana berubah menjadi kristal es,” katanya.
Jaka dan Aji saling berbalas obrolan pada saat dimintai untuk menceritakan perjalan ke TNGGP. “Kalau sebelumnya, perjalanan ke puncak TNGGP memakan waktu hingga 8 jam, karena aksesnya lumayan ekstrim juga terus-terusan menanjak,” ujarnya.