CIANJUR – Tahapan menuju Pilkada Cianjur tinggal beberapa bulan. Namun sampai saat ini, tensi politik terkesan masih dingin. Belum terlihat pergerakan partai politik melakukan komunikasi untuk membangun koalisi maupun mencari kandidat yang akan diusung.
Ketua Komite Indepeden Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Barat, Irhan Ari Muhammad memperkirakan, peta koalisi parpol akan terbangun di Oktober mendatang. Saat seluruh partai politik masih menunggu penetapan siapa partai pemenang Pemilu 2019.
“Kalau saya membaca, semua mencari peluang yang bagus. Karena melihat kondisi, apakah mereka (parpol,red) mengusung kader sendiri atau mencari kandidat yang sudah populer popularitasnya,” terang Irhan, Rabu (18/6).
Dirinya memprediksi, Pilkada Cianjur 2020 akan diikuti oleh lebih dari dua pasangan calon. Baik itu kalangan birokrat, politisi atau pengusaha.
“Apakah koalisi mengikuti Pilpres atau ada perubahan. Partai masih mencari orang-orang yang popularitasnya tinggi. Tapi kalau Pilkada kemungkinan (koalisi, red) tidak akan mengikuti pilpres,” kata Irhan.
Irhan berharap, sosok ataupun kandidat yang maju sebagai calon bupati dan wakil bupati Cianjur mendatang, harus bisa menjadi pelayan yang baik bagi masyarakat.
“Bukan hanya figur yang selesai di ruangan, tetapi pelayan masyarakat. Supaya bisa memenuhi keinginan masyarakat di sektor infrastruktur, ekonomi dan kesehatan. Jangan terjadi yang sudah-sudah,” pungkasnya.
Beberapa waktu lalu, Golkar sebagai pengusung pasangan Irvan Rivano Muchtar-Herman Suherman pada Pilbup 2015, menyatakan akan mengusung calon yang punya komitmen tinggi terhadap partai, dan diutamakan menyalonkan kader sendiri untuk jadi calon bupati.
Hal itu diungkapkan pengurus Bidang Koperasi, Wirausaha, dan UMKM DPD Partai Golkar Kabupaten Cianjur, H Toto Iskandar saat jumpa pers di rumahnya, Minggu (9/6) lalu.(tts)