“Sebetulnya, perasaan yang tulus dan ikhlas akan tercermin pada setiap langkah dalam mengantarkan siswanya untuk mencapai keberhasilan. Karena itu, tidak ada beban ketakutan yang menghantui jika tidak berhasil, yang ada hanyalah bagaimana upaya yang harus dilakukan agar siswa mencapai keberhasilan dalam belajar,” katanya.
Guru yang mengajar dengan hati, lanjut dia, akan berpengaruh positif kepada siswa. Siswa akan termotivasi untuk belajar yang lebih baik, siswa akan aktif bertanya, menyampaikan pendapat, berdiskusi, atau sekedar mencurahkan permasalahan pembelajaran. Lebih jauh, siswa aktif dan kreatif dalam belajar serta mampu berpikir kritis, berpikir tingkat tinggi, serta berinovasi sesuai dengan tingkat pekembangannya.
Tidak heran jika siswa asyik ngobrol atau acuh tak acuh ketika sedang belajar apabila gurunya kurang motivasi dalam mengajar. Siswa akan memandang guru sebagai sosok pemberi ilmu pengetahuan atau penyampai ilmu pengetahuan. Apabila tidak suka terhadap pembelajaran, maka siswa tidak memperdulikannya, pikiran siswa tidak sejalan dengan pikiran guru,” ujarnya. (job3/sri)