CIANJUR – Harga gula aren mengalami penurunan di pekan terakhir Ramadan 1440 Hijriah. Hal itu membuat para produsen gula aren kebingungan, lantaran biaya produksi dengan nilai penjualan yang tidak seimbang.
Kirman (50) salah seorang produsen gula aren di Kecamatan Naringgul, mengatakan, harga gula aren dari petani ke distributor dan pasaran hanya Rp 10 ribu sampai 12 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya harga gula aren berada di angka normal, yakni Rp 15 ribu per kilogram.
“Biasanya harga gula aren itu di atas Rp 15 ribu per kilogram, atau kalau yang beli per ikat itu Rp 25 ribu per ikat. Tapi sekarang malah di bawah harga normal,” kata dia kepada wartawan, Selasa (28/5).
Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab turunnya harga gula aren dalam sepekan menuju lebaran ini. Pasalnya petani hanya mengikuti harga beli dari distributor dan penerima barang.
“Kami pun masih bingung kenapa malah terjadi penurunan. Dan parahnya lagi harga tersebut sangat tidak sebanding dengan biaya produksi yang tinggi. Kalaupun ada untung, itu sangat kecil. kalau begini terus, para petani bisa bangkrut,” kata dia.
Salah seorang tengkulak, Oyon ( 44 ), mengaku, menurunnya harga gula Aren di Ramadan sekarang tentunya akan berdampak kepada para petani gula. Dia mengatakan harga beli dari produsen yang murah dikarenakan harga jual di daerah tujuan pemasaran yang juga rendah.
“Kalau kami hanya menyeiapkan harga dari penerima di Bandung yang juga sudah jadi langganan, sehingga tidak heran dikala harga beli naik dan turun,” Katanya.
Dia berharap harga penerimaan di perkotaan atau daerah tujuan pemasaran gula aren bisa naik, supaya harga beli di petani juga bisa naik. “Kalau harga normal, petani dan produsen gula aren akan tetap bertahan untuk terus produksi. Kalau tidak, bisa-bisa nanti sulit mencari gula aren dari Cianjur,” pungkasnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang sayuran di Cipanas saat ini malah ketban untung. Pasalnya harga sejumlah sayuran dalam beberapa hari kebelakang mengalami kenaikan harga hingga mencapai 100 persen.
Seperti yang diakui oleh salah satu pedagang sayuran dilapak depan Kantor Desa Cipanas, Dini Sadili (54) mengaku hampir semua jenis sayuran saat ini mengalami peningkatan hingga 100 persen.