CIANJUR – Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur belum bisa memenuhi kebutuhan komoditas bawang putih di pasaran lokal. Akibatnya, ketersediaan stok di pasar terbatas dan terjadi lonjakan harga yang signifikan.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Habupaten Cianjur, Mamad Nano, mengatakan, saat ini Cianjur ditargetkan menjadi salah satu sentra pertanian bawang putih di Jawa Barat. Ada sekitar 127 hektar lahan yang ditanami bawang putih di 2018 lalu, dan di tahun ini ditargetkan ada penambahan lahan tanam seluas 500 hektar.
“Kalau ada lahan, ketersediaan bibit bisa untuk 1.000 hektar lahan,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Senin (6/5).
Menurutnya, dari satu hektar lahan bisa menghasilkan bawang putih 6-8 ton. Jika dihitung berdasarkan luas tanam hingga 2019, maka potensi produksi bawang putih di Kabupaten Cianjur mencapai 5.000 ton bawang.
Meski begitu, Mamad mengungkapkan Cianjur belum bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal apalagi untuk menyumbang kebutuhan nasional. Pasalnya hingga 2021, Cianjur hanya berfokus pada memperbanyak benih untuk persiapan menuju swasembada bawang putih.
“Jadi sejak tahun lalu hingga 2021 nanti hanya untuk perbanyakan benih, supaya setelahnya baru fokus pada produksi,” kata dia.
Untuk saat ini, lanjut dia, pemenuhan stok bawang putih lebih mengandalkan impor. Itupun belum bisa memenuhi kebutuhan pasar. Akibatnya lonjakan harga masih tetap terjadi, termasuk di Kabupaten Cianjur.
“Kalau sudah swasembada pasti bisa dilakukan stabilisasi harga, akan normal lagi. Kalau sekarang dari pusatnya lebih memilih impor, sebab pembiayaannya tidak begitu tinggi,” kata dia.
Di sisi lain, Kepala Bidang Perdagangan Diskoperdagin Kabupaten Cianjur, Yana Kamaludin, mengatakan, hingga hari pertama Ramadan ini harga bawang putih melonjak di pasaran hingga Rp 80 ribu per kilogram. Padahal normalnya harga bawang putih hanya Rp 20 ribu per kilogram.
“Itu terjadi karena antara kebutuhan dan ketersediaan stok yang tidak sebanding. Makanya harga jadi melonjak,” kata dia.
Menurutnya, untuk menyetabilkan kembali harga bawang putih, perlu dilakukan operasi pasar. Namun pihaknya bakal berkoordinasi dulu dengan Bulog dalam menggelar agenda tersebut.
“Nanti kami koordinasi dulu dengan bulog, jikapun memang perlu untuk dilakukan operasi pasar,” pungkasnya.(bay/red)