CIANJUR – Kabupaten Cianjur menjadi lokasi percontohan untuk gerakan tanam kedelai/tumpang sari kedelai-jagung dari pemerintah. Sedikitnya dua hektar lahan di siapkan untuk suksesnya gerakan tanam kedelai tumpang sari tersebut.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortikultura (P3H) Kabupaten Cianjur Mamad Nano melalui Kepala Bidang (Kabid) Produksi Tanaman Pangan Henny Iriani Winata mengatakan, pola tumpang sari merupakan terobosan yang lebih efektif dan efesien dalam optimalisasi lahan kering atau tidur yang selama ini kurang dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan potensi produksi tanaman pangan.
“Pola tumpang sari ini memiliki manfaat antara lain dalam satu tahun atau musim dapat dilaksanakan panen lebih satu kali, saling dapat menutupi harga komoditi, bisa menekan pertumbuhan gulma sehingga efesien dalam pemeiharaaan tanam dan dalam satu hamparan lahan dapat ditanam lebih dari satu jenis tanaman (multilpe croving),” kata Henny saat dihubungi Cianjur Ekspres, Kamis (2/5).
Dengan pola tanam ini, petani dapat merancang kebutuhan rumah tangganya. Dimana bisa dilakukan panen tahunan, tiga bulanan, bulanan, mingguan. Sehingga setiap periode waktu pendapatan petani terus mengalir, terutama untuk lahan kering. “Pola tumpang sari ini dapat menjadi solusi dalam pemecahan minimnya nilai tukar petani atau tingkat kemiskinan. Tergantung sejauh mana kualitas sumber daya petani dalam mengelola hasil usahanya,” paparnya.
Dikatakan Henny, sudah saatnya pemerintah mengolah pola pikir para pelaku usaha lebih kreatif, inovatif dan berwawasan pasar dengan mengoptimalkan sumber potensi lokal yang berdaya saing.
“Dengan melihat potensi yang ada dilokasi gerakan tanam, satu hal yang perlu diperhatikan dan pikirkan bagaimana singkonh, ubi jalar, labu besar, kacang tanah menjadikan nilai rupiah yang lebih tinggi,” paparnya.
Pencanangan kegiatan gerakan tanam tersebut dilaksanakan bersama kelompok tani Cibogo, Desa Bobojong, Kecamatan Mande. Hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pejabat dilingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat dan Cianjur serta undangan lainnya.
“Gerakan ini juga bertujuan sebagai komando untuk segera diikuti gerakan tanam serta memberi motivasi dan semangat untuk petani dan petugas di Cianjur serta menyamakan persepsi terhadap tata kelola penanaman kedela secara tumpang sari di lahan kering,” ungkapnya. (sri)