CIANJUR – Pemerintah Kabupaten Cianjur mengklaim naik peringkat dalam penanganan stunting di Jawa Barat. Dari yang semula berada di peringkat paling akhir, menjadi di posisi 18. Meski sudah menunjukkan perbaikan, namun Pemkab melalui Dinas Kesehatan bakal terus menyasar daerah yang diduga masih banyak anak potensi stunting.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, saat gerakan nasional penanganan stunting, Cianjur menunjukkan data yang kurang memuaskan. Bahkan di tingkat Jawa Barat, Tatar Santri berada di posisi ke 27 atau peringkat terakhir.
“Tapi setelah penanganan stunting di 10 desa di 8 kecamatan, dari peringkat 27 Cianjur naik jadi ke 18 dari seluruh kabupaten/kota se-Jawa Barat. Dari segi persentase pun menurun jauh dibandingkan sebelumnya,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Kamis (25/4).
Menurutnya, Cianjur akan terus berupaya untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting. Pasalnya stunting akan mengakibatkan tumbuh kembang anak terhambat, namun jika dituntaskan maka akan tercipta generasi berikutnya yang berkualitas.
“Makanya kami gencar untuk sosialisasi dan lakukan penanganan stunting, terutama di titik yang berpotensi banyak anak terkena stunting,” kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar, mengatakan, di tahun ini rencananya jumlah desa yang menjadi sasaran stunting akan bertambah. Jika di tahun sebalumnya hanya ada 10 desa, maka di tahun ini akan ada 33 desa di lebih banyak kecamatan.
“Daerah yang disasar tentunya yang berpotensi banyak anak yang terkena stunting. Baik itu dari wilayah Cianjur utara, perkotaan, hingga selatan,” kata dia.
Dia menambahkan, Pemkab juga tengah merumuskan peran dari setiap OPD terkait penanganan stunting, pasalnya tidak hanya peran dinkes, namun OPD lain juga penting dalam penagnanan stunting tersebut.
“Tentunya tidak bisa sendiri, harus dari berbagai pihak. Misalnya dinas pertanian melalui pemberian pangan, dinas kimrumtan melalui sanitasi, dan lainnya. Sehingga penanganan ini bisa dari segala lini, mulai dari pemenuhan asupan makanan, gizi, hingga lingkungan yang bersih dan sehat,” kata dia.(bay/sri)