Tanpa Pelatih, Mampu Membuat Rekor Porda

0 Komentar

TIDAK banyak yang tahu kalau ternyata ada rekor Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat sudah puluhan tahun belum terpecahkan. Rekor tersebut berasal dari cabang olahraga (cabor) Jalan Cepat. Tak tanggung-tanggung ternyata pemegang rekor tersebut merupakan atlet asal Kabupaten Cianjur. Atlet tersebut kini berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan menjadi Kepala Sekolah di SDN Caringin, Kecamatan Cianjur.
Bisri Mustofa/Muhammad Nursidin Cianjur
NAMANYA Puspa Delima, atlet senior yang beberapa kali membela nama Cianjur di kancah regional, nasional bahkan Asia ini tak diragukan lagi prestasinya. Yang membuat namanya tercatat dalam sejarah olahraga di Jawa Barat hingga kini. Rekor jalan cepat 10 kilometer atas namanya hingga perhelatan akbar yang digelar di Bogor beberapa waktu lalu tak juga mampu dipecahkan oleh atlet-atlet terkini.
Sejak tahun 1988, rekor Porda tersebut masih tetap dipegang oleh atlet yang kini menjadi Kepala Sekolah di SDN Caringin. “Pada tahun 1988 saya dari Bogor ke Cianjur diminta oleh Koni Cianjur latihan tanpa pelatih, tanpa diberi biaya apapun dari Koni Cianjur, hanya ikut saja ketemu di Bandung memakai nama Cianjur. Dari sana saya mendapatkan medali satu emas di 10 kilometer jalan cepat, dan di lima kilometer jalan cepat mendapat perak,” kata ibu empat orang anak ini saat berbincang santai dengan Cianjur Ekspres, kemarin (9/4).
Menurut Puspa, untuk mendapatkan prestasi tersebut tidaklah mudah. Butuh perjuangan seperti rutin latihan yang teratur untuk menjaga daya tahan tubuh, dan memakan makanan yang sehat.
“Kalau jaman sekarang anak-anak latihannya kurang disiplin dan kurang greget. Kalau dulu tanpa pelatih bisa memecahkan rekor, tanpa di beri biaya apapun dari Koni Cianjur, hanya ikut saja ketemu di Bandung memakai nama Cianjur,” ungkapnya.
Ketika latihan, Puspa dulunya memang hanya melakukan latihan sendiri tanpa ada pembimbing atau pelatih. Bahkan, dulu dia pernah melakukan latihan di Cipanas naik ke Gunung Gede.
“Saya melakukan latihan rutin itu ketika pagi jaraknya 20 kilometer, siang 2 jam lari terus, padahal kan spesialisnya untuk mencari daya tahan, jadi disiplin latihan pagi sore, pago sore dan tidak ada hari tanpa latihan,” ujarnya.

0 Komentar