CIANJUR – Petani di Kabupaten Cianjur mulai kesulitan dalam menjemur gabah di musim penghujan ini. Akibatnya petani harus menjual gabah dalam kondisi belum kering, dengan harga yang lebih murah.
Kamal (54), salah seorang petani di Kampung Nangleng, Desa Nagrak Kecamatan Cianjur, mengungkapkan, padi yang sudah dipanen sekitar beberapa hari lalu, saat ini sulit untuk dijemur karena padi setelah di panen itu perlu dijemur agar mendapatkan kualitas yang bagus.
“Karena akhir-akhir ini setiap harinya sering terjadi hujan, akibatnya kami kesulitan untuk menjemur gabah, jadi kalau misalnya gabah itu masih dalam keadaan basah. Bila jual akan berpengaruh pada harganya, tidak hanya itu nantinya akan mempengaruhi pada kualitas beras yang akan dihasilkan,” kata Kamal kepada wartawan, Minggu (24/3)
Kamal mengaku , khawatir terhadap gabah yang tidak dijemur dan disimpan terlalu lama itu menjadi busuk, maka pihaknya dengan terpaksa menjual gabah yang masih dalam keadaan basah tersebut kepada tengkulak dengan harga yang lebih rendah
“Tidak ada pilihan lain selain menjual gabah yang masih dalam keadaan basah dengan harga yang lebih rendah, karena masih dalam keadaan basah, maka harganya turun, dan dijual dengan harga Rp 400 ribu perkwintal, namun bila dijual dalam keadaan kering mampu sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 500 perkwintalnya,” ucap dia
Dia mengungkapkan, akibat harga jual yang rendah, dia dan petani lainnya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. Dia pun mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah dapat mengadakan alat pengering khusus untuk gabah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan, Pangan dan Hotikultura, Kabupaten Cianjur, Mamad Nano, menjelaskan, pada 2018 Cianjur mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa alat pengering khusus untuk gabah sebanyak dua unit, dan ditempatkan di Kecamatan Bojongpicung dan Kecaman Agrabita. “Alat pengering itu dapat mengeringkan gabah sebanyak 10 ton,” kata dia.
Namun, lanjut dia, Cianjur masih memperlukan alat pengering yang lebih banyak terutama untuk daerah-daerah penghasil beras, hingga kini Pemkab belum dapat menyediakan alat tersebut karena beberapa kendala.
“Masih butuh banyak bantuan alat pengering ini, sebab dalam kondisi musim hujan, gabah akan sulit kering. Makanya harus ditunjang dengan alat,” tuturnya. (bay/sri)