“DAK pendidikan tahun ini, untuk SD sekitar Rp 20 miliar dan SMP sebanyak Rp 17 miliar. Sebelumnya lebih dari Rp 50 miliar,” kata dia.
Menurutnya, dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan ruang kelas baru dan rehab kelas yang rusak. Dengan adanya pemangkasan tersebut, kemungkinan ada beberapa rencana program yang urung dilaksanakan.
Bahkan, Oting menyebutkan, untuk mengejar target peningkatan kualitas pendidikan Cianjur, nilai DAK sebelum dipangkas pun masih kurang. Apalagi, jika dananya terkena pemangkasan.
“Kalau bisa saya sebut ini kurang, kurang, kurang, bahkan 10 kali kurangnya. Di satu sisi saya ingin berbenah di bidang pendidikan pasca OTT, tapi anggaran yang ada terbatas. Sehingga hanya bisa menjalankan, terlebih sifatnya saya meneruskan program kerja dari kepala dinas sebelumnya, dengan kondisi seperti saat ini,” kata dia.
Ditanya kaitan penyebab terjadinya pemangkasan, Oting mengaku belum mengetahui pasti, sehingga dirinya harus berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah RI, terutama Kemendikbud.
“Apa memang ada kaitannya dengan OTT atau tidak saya belum tahu. Tapi untuk kaitan laporan dana BOS yang terlambat saya kita tidak, karena pelaporan nya sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengaku belum tahu ada DAK pendidikan yang dipangkas. Rencananya dia bakal melakukan pengecekan terlebih dulu, termasuk untuk mengetahui penyebab adanya pemangkasan tersebut. “Nanti saya cek dulu, apa memang ada pemangkasan atau tidak,” ujar dia saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Cianjur, Jumat (22/3).(bay/red/sri)