CIANJUR – Jalan Puncak Simun – Sukamahi di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur kondisinya rusak berat. Para pengendara yang melintas harus ekstra hati-hati jika tidak ingin terjerembab. Kondisi jalan seperti sungai yang mengering itu sudah berlangsung sekitar tujuh tahun silam.
Hingga saat ini belum ada tanda-tanda perbaikan dari pemerintah. Padahal jalan Puncak Simuin tersebut merupakan akses penting bagi masyarakat, karena menghubungkan sejumlah desa seperti Desa Sukanagalih, Cibanteng, Sukamahi, dan desa-desa lainnya.
Tokoh Masyarakat Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Wawan Ridwan mengatakan, sudah tujuh tahun jalan tersebut rusak berat. Hingga kini jalan tersebut belum mendapatkan perbaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Cianjur. Padahal jalan tersebut masauk dalam jalan kabupaten bukan jalan desa.
“Jalan yang memiliki lebar tiga meter itu, sudah sangat lama dibiarkan mengalami kerusakan parah. Padahal jalan tersebut akses penting masyarakat,” katanya.
Menurutnya ruas jalan Puncak Simun, Kubang, Cibanteng, dan Sukamahi belum diperbaiki Pemkab Cianjur. Sekitar tujuh kilometer ruas jalan tersebut dibiarkan terbengkalai, jelas kondisi tersebut sangat disesalkan.
“Kondisinya kini dibiarkan beraspal tanah merah dan bebatuan. Padahal jalan tersebut sangat vital untuk kepentingan masyarakat,” paparnya.
Deden Maulana (36) warga lainnya mengaku untuk pemasaran hasil bumi, dan aktivitas masyarakat mengalami hambatan. Hingga harus memutar arah yang medannya sangat terjal dan jaraknya sangat jauh sekali, jadi jika diperbaiki otomatis roda perekonomian terbuka kembali.
“Jalan itu yang salah satunya merupakan penghubung Desa Kubang, Sukamahi, Cibanteng, dan beberapa desa lainnya. Jelas ini sangat penting sekali, dan sudah beberapa tahun jalan itu terisolir dengan kondisi yang buruk,” ujarnya.
Diharapkan juga, ada perhatian dari perbaikan sistem drainase, dan pembatasan tonase. Pasalnya jika mobil besar terus diperbolehkan lewat kondisi jalan akan terus mengalami kerusakan.
“Selama ini kami tidak mau ada yang mau melintasi jalur tersebut, sehingga jalur itu beresiko dan kami lebih memilih Cikahuripan-Cibanteng. Jadi kami mendesak pemerintah harus memperbaikinya,”ujarnya. (yis/sri)