CIANJUR – Banyak inovasi, jadi untuk pekebunan itu tidak harus jenis teh saja. Tapi seperti penanaman holtikultura pun sebenarnya bisa dilakukan di areal perkebunan. Hal itu di ungkapkan Plt Bupati Cianjur H Herman Suherman disela acara pertemuan bersama Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) di Perkebunan Teh Maleber, Senin (18/2).
Dijelaskannya, selain ditanami kebun teh, kopi. Tapi juga bisa ditanami bawang, dan jenis sayuran lainnya. “Duren atau pun jeruk itu bisa ditanami di areal perkebunan tersebut,” terang Plt Bupati Herman Suherman.
Ia mengatakan, salah satu kendala bagi pelaku perkebunan diantaranyta perkebunan tersebut indentik dengan terbengkalai. Namun menurutnya jika digunakan atau memiliki ide gagasan yang cemerlang oleh para pengusaha perkebunan itu maka tidak ada lagi kata lahan tersebut ditelantarkan.
“Saya pikir kalau dibiarkan terlantar begitu saja, maka dipastikan akan berdampak pada pekerja (karyawan) perkebunan itu sendiri. Jadi saya rasa tidak ada salahnya jika lahan perkebunan itu digunakan sebagiannya untuk ditanami holtikultura,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Cianjur M Nano menjelaskan, jika usaha perkebunan itu hanya mengandalkan mono kultur maka dipastikan akan mengalami kesulitan.
“Perkebunan itu salah satu bahan baku industri yang tentunya terpengaruh pada harga pasaran ekspor. Maka kalau itu terjadi maka sudah barang tentu akan menjadi kelesuan yang dialami oleh pengusaha perkebunan tersebut,” katanya.
Nano mengatakan, pihaknya mengarahkan ke seluruh pengusaha perkebunan di Cianjur ini untuk berkolaborasi dengan komoditas lainnya agar tidak mengandalkan satu Komoditi. “Gabungnya bisa dengan pangan, holtikurtura dan juga tanaman buah – buahan,” katanya.
Sementara itu Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan Jabar Banten, Cabang Kabupaten Cianjur Hendri Adrianto mengatakan, GPP Cianjur memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah. Dengan begitu dapat memberikan masukan agar perkebunan yang dikelolanya itu bisa lebih maksimal dan juga bisa berkontribusi aktif.
“Selain itu, kita juga akan mencoba inovasi daya tarik wisatawan ke perkebunan tersebut, karena di tahun 2024 nanti Cianjur ini diharapkan bisa menjadi penyuplai bawang putih terbesar di Indonesia,” tandasnya.(yis/sri)