Lebih jauh Deden menjelaskan, untuk mata pelajaran selebihnya itu dengan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), dan semua naskan serta soal diserahkan atau di cetak oleh masing-masing sekolah melalui mekanisme penyusunan naskah soal yang dilakukan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), termasuk muatan lokal Bahasa Sunda.
“Nanti di distribusikan ke semua sekolah kecuali UNKP, yang empat mungkin kami akan mengambil naskah dari provinsi yang nanti akan di distribusikan ke masing-masing sekolah,” jelas Deden.
Di tanya soal berbagai kendala yang ada di Cianjur Selatan khususnya, pihaknya akan terus berusaha agar semuanya bisa optimal dan tidak ada gangguan.
“Dari pengalaman tahun lalu, kalau toh ada gangguan atau sinyalnya kurang baik, ini sudah ada kerjasama dengan pihak Telkom termasuk dengan PLN, kalau toh terjadi karena keterpaksanaan atau gejala alam barangkali ada pengunduran waktu,” ungkapnya.
Deden berharap, khususnya untuk Cianjur karena sekarang ini baru sekitar 60 persen yang melaksakanan UNBK, dan untuk ke depannya akan di upayakan agar bisa terus bertambah.
“Kami akan mengupayakan bekerja sama dengan pihak pemerintah supaya sekolah itu punya fasilitas yang memadai, karena di era sekarang ini sudah basis IT, harusnya sekolah sudah mampu untuk melaksanakan UNBK, karena UNBK ini dibandingkan dengan UNKP tingkat kebocorannya sangat rencah dibandingkan dengan UNKP, karena UNKP cukup memakan waktu dan biaya,” pungkasnya (job3/sri).