MANDE – Wakil Ketua Kelompok Jaring Apung (KPKJA) Waduk Cirata, Wawan Gunawan mengatakan bahwa kedatangan Anggota Komisi VI DPR RI Arya Bima ke Jangari, merupakan utusan langsung dari Presiden RI Jokowi untuk menyampaikan dan menjawab kegelisahan para petani ikan Kolam Jaring Apung (KJA) di genangan Waduk Cirata-Jangari.
“Saya pastikan kedatangan bapak Arya Bima tidak ada kaitannya dengan politik,” kata Wawan, saat ditemui di Kantor Sekretariat KPKJA di Jalan Raya Jangari, Kampung Cidamar, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Rabu (30/1).
Wawan mengatakan, sebelumnya KPKJA sudah pernah diundang dan hadir ke Kantor Staf Presiden (KSP) bersama 29 orang perwakilan dari KPKJA dan diterima oleh KSP Alan dan 5 orang rekan lainnya. Selanjutnya menyampaikan kegelisahan-kegelisahan yang dirasakan para petani di Waduk Cirata.
“Sekitaran bulan Desember 2018 kemarin kami datang ke KSP. Setelah itu kita juga melangkah ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bahkan diterima hingga pukul 22 malam waktu itu. Selain itu kita juga sebelumnya mengadakan aksi damai ke Gedung DPRD Kabupaten Cianjur, dan saya pastikan kedatangan Arya Bima kemarin Selasa (29/1) untuk memastikan apa yang dirasakan oleh petani ikan di Jangari betul dan tidaknya resah,” katanya.
Wawan mengatakan, saat ini memang merupakan tahunnya politik. Akan tetapi pihaknya meminta kaitan dengan Pilpres di tahun 2019 ini terlepas kepada masyarakat atau para petani yang tergabung di KPKJA.
“Mau siapa Presidennya nanti silahkan saja, dan kami tidak akan mendeklarasikan pilahan A atau B. Yang kami inginkan adalah selamatnya KJA dan petani tetap harus membudidaya ikan, selain itu kita juga ingin adanya legalitas dari pemerintahan atau pemangku kebijakan. Makanya kami tempuh ke KSP dan juga Gubernur Jawa Barat karena ingin ada kepastian,” katanya.
Isu keresahan yang dilamai petani KJA ini lanjut Wawan, katanya KJA ini akan di Zero kan dan adanya pemangkasan dan pemotongan atau pengesekusian kolam. Menurutnya, sebelumnya memang diadakan sensus oleh satgas gabungan ke para petani kolam.
“Isu yang paling meresahkan para petani adalah kolam akan dinolkan,” terang Wawan.