CIANJUR – Dua Balita asal Kampung Bojong Renged RT 02/06 Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah diduga suspect demam berdarah dengue (DBD). Keduanya yakni Andika (9) dan Andini (4) yang terpaksa harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, Rabu (23/1).
Vera Siti Aisah (35) orang tua dari Andika (9) dan andini (4) menuturkan, kejadian yang menimpa kedua anaknya itu berawal dari keluhan anaknya yang mengalami panas tinggi, batuk pilek dan nyeri – nyeri dibagian persendian.
“Empat hari kebelakang sebelumnya kedua anak saya berobat ke dokter umum. Dokter yabng menangani menyarankan agar kalau panasnya tidak juga turun maka harus di rawat ke RSUD,” kata Vera kepada Cianjur Ekspres.
Vera mengatakan, selang empat hari setelah berobat ke dokter, panas anaknya itu tak juga kunjung turun. “Saya ingat pesan dokter katanya kalau sudah empat hari panasnya tak kunjung turun disuruhnya untuk dirawat di rumah sakit. Saya langsung bawa dan setelah di cek darah ternyata anak saya positif terjangkit DBD,” katanya.
Dari hasil cek darah, Andika (9) trombositnya hanya 75 dan Andini adiknya trombositnya 128. Padahal seharusnya kalau angka normalnya trombositnya 1.000. “Anak saya saat ini hanya terbaring lemas diruang perawatan RSUD Sayang,” ujarnya.
Vera mengaku jika disekitaran perkampungannya banyak warga yang suka mengumpulkan barang bekas seperti botol aqua kosong, bekas minuman gelas yang dibiarkan menumpuk. Selain itu, seminggu kebelakang ade sepupunya baru pulang dirawat di RSUD Sayang karena penyakit yang sama.
“Kalau dirumah, saya suka bersih – bersih. Tapi bisa jadi datangnya nyamuk itu dari tumpukan – tumpukan botol bekas yang dikumpul tetangga rumah,” katanya.
Vera berharap pemerintah khususnya Dinas Kesehatan bertindak cepat untuk mengantisipasi seperti dilakukan pengasapan (fogging). “Saya harap ada tindakan dari Dinas Kesehatan, untuk mengantisipasi terjadinya wabah DBD,” paparnya.
Selain itu lanjut Vera, pemerintah harus kembali mengadakan pembagian serbuk abate untuk disetiap rumah dan dilokasi yang sekiranya rawan dengan nyamuk DBD atau sejenisnya.
“Paling tidak pemerintah itu memberikan serbuk abate ke setiap pemukiman, apalagi sekarang ini sudah memasuki musim penghujan,” tandasnya. (yis/sri)