CIANJUR – Titin (40) orang tua siswa SDN Cempakawangi mengeluhkan anaknya yang selalu batuk saat pulang sekolah. Hal tersebut terjadi diuga akibat lantai sekolah yang digunakan untuk duduk tanpa alas keramik ataupun pelur semen, melainkan hanya lantai tanah dan berdebu.
“Anak saya kalau pulang sekolah suka batuk, demam, pilek dan katanya sering sakit dibagian tenggorokan,” ungkap Titin saat ditemui areal sekolah SDN Cempakawangi kepada wartawan.
Titin menuturkan, setiap hari di jam istirahat sekolahnya sering bermain tanah bersama teman satu kelasnya. Menurutnya sebagai orang tua sangat prihatin ketika melihat bangunan atau pun lantai sekolah di SDN Cempakawangi tersebut. Selain berdampak pada kesehatan anak, pakain seragam sekolah yang dikenakan sering kali kotor karena debu.
“Sebagai orang tua, tentunya saya sangat perihatin ketika anak saya harus belajar di ruang kelas tanpa alas lantai. Disisi lain anak saya harus tetap sekolah biar bisa menggapai cita – citanya,” tutur Titin.
Titin berharap sekali ada perhatian khusus dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
“Saya berharap sekali anak saya bisa sekolah seperti ditempat sekolah lainnya (layak) untuk digunakan kegiatan belajar. Sedangkan sekarang bangunannya sangat tidak layak sekali,” katanya.
Selain itu lanjut Titin, keseharian para guru pengajarnya pun harus rela berjibaku dengan debu dalam memberikan pelajaran kepada seluruh muridnya tersebut.
“Saya juga sangat kasihan sama bapak dan ibu gurunya kalau sedang mengajar,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur Agus Supiandi mengatakan bahwa pengajuan perbaikan untuk bangunan ruang kelas baru bagi SD di tahun 2019 cukup banyak. Dan untuk kerusakannnya sendiri bervariatif, ada yang rusak ringan dan ada juga yang rusak berat.
“Kalau untuk ukuran rusak sedang itu membutuhkan kisaran Rp 65 juta per lokal,” kata Agus.
Agus menjelaskan, adapun untuk kondisi SD Campakawangi bukan berarti dari awal keberadaan sekolah tersebut yang beralaskan tanah. Namun menurutnya, hal tersebut kurangnya pemeliharaan dari sekolah tersebut sehingga kondisinya sangat memperihatinkan.