SESUNGGUHNYA akan Kami (Allah SWT.) berikan cobaan kepada kalian semua dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yakni) Orang-orang yang ketika tertimpa oleh musibah maka akan berkata: “ Sesungguhnya semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya”.(QS 2:155-156)
Masih mengendap dalam memori ingatan kita betapa musibah gempa berkekuatan besar dan tsunami mengguncang, meluluhlantakkan dan menyapu bersih bangunan, manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (29/07/18). Gempa bumi dan tsunami kembali mengguncang Palu, Sulawesi Tengah (28/09/18). Kini berbagai musibah menimpa kembali bangsa Indonesia, banjir, angin puting beliung, longsor dan musibah-musibah lain silih berganti. Dalam waktu sekejap nyawa melayang, bangunan-bangunan rusak dan hancur.
Dalam QS. Al-Baqarah:155, yang disebutkan di atas, bahwa Allah akan menguji manusia dengan rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, lenyapnya jiwa dan buah-buahan (makanan). Kesemuanya adalah ujian atau cobaan dari-Nya. Kalau kita sempitkan arti dari ayat itu, dan kita sesuaikan dengan konteks musibah yang terjadi di Indonesia, kira-kira artinya seperti ini: “Sesungguhnya Allah akan menguji bangsa Indonesia dengan banjir, gunung meletus, longsor dan lain-lain, sehingga menyebabkan mereka merasakan takut, terancam kelaparan, kehilangan harta benda, orang tua, anak, saudara dan tetangga karena semuanya telah mati. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
Kata kunci dari ayat di atas, adalah “sabar”. Pengertian “sabar” dijelaskan oleh ayat setelahnya (156), yaitu: “Orang-orang yang ketika tertimpa musibah maka akan berkata: ‘Sesungguhnya semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya’”. Artinya, ketika kita terkena cobaan atau ujian dari Allah, yang pertama kali kita tanamkan dalam hati adalah kesadaran bahwa semua yang ada di alam ini, termasuk harta dan jiwa kita, adalah milik Allah. Orang yang sabar dalam menerima cobaan adalah mereka yang bersikap kritis, aktif dan produktif atas apa yang dialaminya. Ia akan selalu bersikap optimis dan berpandangan positif dalam menilai dan menghadapi apapun yang datang dari Allah SWT.