CIANJUR – Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Sugeng Supriyatno mengatakan, rencana relokasi sebetulnya sudah diupayakan dengan maksimal oleh pemerintah. Namun pada prakteknya relokasi yang diharapkan tidak mudah.
Menurut Sugeng, harus ada proses perizinan dan keputusan terkait lokasi perkebunan berada di pihak kementerian untuk bisa melaksanakan relokasi tersebut.
“Itu tanah negara, kajiannya kembali lagi pada kementerian. Mentok di sana, tapi dari kabupaten sudah menindaklanjuti dengan mengurus keperluan administrasinya sejak lama,” kata dia kepada wartawan, Rabu (5/12).
Dia mengatakan, BPBD tidak tinggal diam mengenai wacana relokasi yang sudah lama dihembuskan. Sejak beberapa tahun lalu, upaya realisasinya terus dilakukan dengan maksimal.
Sugeng menambahkan, persoalan relokasi tidak hanya berhenti di pemerintah. Kendala yang ada sebenarnya dijumpai pula di tengah masyarakat.
“Masyarakat itu seringkali ngeyel, sudah direlokasi tapi akhirnya kembali lagi ke tempat tinggal semula. Siklusnya terus begitu, sehingga akhirnya itu juga jadi kendala kami di lapangan,” ujar dia.
Hal itu, lanjut dia, banyak dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi masyarakat. Kembalinya mereka ke hunian awal, disebabkan oleh mata pencaharian yang sudah dimiliki di sana dianggap tidak bisa ditinggalkan.
Dia mencontohkan, sejumlah warga di kawasan Campaka, Campakamulya, dan Sukaresmi sudah pernah direlokasi. Namun, alasan ekonomi akhirnya mendorong mereka untuk menempati lagi lahan yang rawan bencana.
“Pola pikir masyarakat juga harus berubah. Jangan tunggu tanahnya betul-betul hilang dulu, baru mereka mau pindah,” ucapnya.
Sebelumnya, ratusan keluarga di Kampung Baru Desa Mekarsari Kecamatan Agrabinta mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur segera memberikan kepastian untuk relokasi. Pasalnya, mereka harus selalu mengungsi setiap hujan deras selama beberapa jam, mengingat sungai akan meluap ke pemukiman.
Lili Rusmana (33), salah seorang tokoh warga mengatakan, sejak dua tahun terakhir, pemerintah daerah sudah mewacanakan relokasi untuk warga, namun hingga saat ini belum ada kejelasan.
“Rencananya dipindahkan ke kawasan perkebunan, tapi informasi terakhir itu belum ada persetujuan, sehingga belum ada relokasi. Tapi tidak tahun untuk perkembangan terakhirnya bagaimana,” kata dia.(bay/red)