TAKOKAK – Hektaran sawah di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak kesulitan untuk mendapatkan pengairan, pasalnya pasca terjadi pergeseran tanah beberapa bulan lalu, saluran irigasi mengalami kerusakan. Sehingga para petani terancam tidak bisa menanam padi.
Salah satu warga Desa Waringinsari, Firman (34), menjelaskan, meski musim hujan sudah mulai turun, namun ada sekitar 20 hektar sawah yang ada di wilayah tersebut terancam tidak bisa di tanami akibat pergeseran tanah.
“Selain tanah yang bergeser terus saluran irigasi yang mengairi ke lima kampung khususnya di Kp. Parung RT 05/RW 03, Kp Cicadas RT 01/RW 03, Kp. Pasirlengka RT 02/RW 03, Kp. Pasirlame RT 04/RW 01, Kp. Panyairan RT 0/RW 01, tertimbun longsor sedalam 500 meter,” kata Firman kepada Cianjur Ekspres, saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (29/11).
Kondisi tersebut bisa dipastikan hektaran sawah tidak bisa untuk bercocok tanam. Masyarakat mengalami kerugian. “Jelas masyarakat merasa rugi karena sawahnya tertimbun longsor. Kalau biasanya bisa bercocok tanam, kini tidak bisa,” tegasnya.
Babinsa Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak Kopral Dua (Kopda) Opit Supirman mengatakan, selaku pengerak masyarakat ia mengaku kesulitan untuk memperbaiki saluran yang ruksak akibat longsor.
“Kami memang sangat kesulitan dengan kerusakan yang sangat parah seperti ini jika harus di kerjakan dengan alat manual seadanya. Banyak timbunan tanah yang harus disingkirkan,” katanya.
Meski dengan peralatan seadanya, bersama masyarakat berupaya untuk memperbaiki saluran air dan menyingkirkan bekas longsoran. “Mudah-mudahan saja bisa dikerjakan, dan masyarakat bisa bercocok tanam,” harapnya. (job3/sri)