CIANJUR-Sebagai salah satu upaya pengendalian kerusakan di daerah aliran sungai (DAS) Citarum, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya menggelar aksi penanaman 25 pohon buah selama hidup.
Penanaman pohon tersebut dilakukan di lahan hutan serbaguna seluas 11 hektar milik pemerintahan Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Sabtu (3/11).
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya mengatakan, aksi penanaman 25 pohon buah selama hidup dalam rangka pengendalian kerusakan DAS Citarum tersebut bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan pada saluran-saluran air yang mengalir langsung ke Citarum. Salah satu aliran utama air yang mengalir ke Citarum adalah wilayah DAS yang ada di Desa Wangun Jaya, dan tembusannya langsung DAS di Warungdanas Maleber serta berakhir di Citarum.
“Kegiatan penanaman 25 pohon ini yang kami lakukan ini, diharapkan bisa diikuti oleh masyarakat dan melakukan hal yang sama untuk melakukan penanaman pohon,” kata Siti Nurbaya saat ditemui kepada Cianjur Ekspres disela penanaman 25 pohon di lahan hutan serbaguna, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang.
Dikatakan menteri kabinet kerja ini, nama Cianjur sudah dikenal baik di Indonesia maupun di manca negara sebagai daerah yang memiliki potensi wisata dan penghasil buah-buahan yang cukup terkenal.
“Tidak sedikit warga Jakarta dan daerah lain yang datang ke Cianjur. Selain karena daya tarik wisatanya, juga karena buah-buahannya. Dengan tanaman buah yang kita tanam saat ini nantinya bisa menjadi salah satu oleh-olehnya,” katanya.
Tidak hanya terkenal dengan wisata dan oleh-olehnya, Cianjur juga disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya banjir bila hujan turun. “Sebelumnya yang dikenal dengan banjirnya Jakarta itu adalah Jabodetabek, tapi sekarang jadi Jabodetabekjur, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi dan Cianjur,” kata Siti.
Dengan dilakukannya aksi penanaman 25 pohon ini, diharapkan dapat mengurangi kiriman air ke Jakarta saat hujan turun. “Selain bisa untuk mengantisipasi terjadinya banjir, juga kedepannya Cianjur ini tak lagi disebut sebagai penyebab terjadinya banjir di Jakarta,” tegasnya. (yis/sri)