Ruang Kelas Mirip Kandang Ayam, Gurunya Digaji Rp 150 Ribu per Tahun (3-habis)

Ruang Kelas Mirip Kandang Ayam, Gurunya Digaji Rp 150 Ribu per Tahun (3-habis)
FOKUS: Seorang siswi terlihat tekun mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelasnya. (REDDY MUHAMMAD DUAD)
0 Komentar

Oleh karenanya, Sarmudin menjadi panutan dan harapan anak-anak di Kampung Pasirtarisi. Dia menjadi guru, agar anak-anak bisa membaca dan menulis.
“Anak-anak yang putus sekolah sudah tak terhitung. Banyak sekali dari tahun ke tahun,” kata dia.
Saat ini, ada sekitar 24 siswa SD. Mereka semua, kata Sarmudin, belum tentu akan melanjutkan sekolah ke jenjang SMP. Sebab, dari Kampung Pasirtarisi ke lokasi SMP sangat jauh.
Jika ingin menuju ke SMPN 4 Naringgul jaraknya mencapai 6 kilometer, bahkan jika ke SMPN 1 Naringgul jaraknya 10 kilometer. “Mau ke SD saja sudah sangat jauh, empat kilometer, harus dua gunung yang dilewati. Apalagi mau ke SMP dan SMA,” keluhnya.
Dewan guru SDN Datarmuncang, Rusiandi, juga tidak menampik jika jumlah angka putus sekolah di wilayah itu masih sangat tinggi. Bukan karena faktor ekonomi saja, tapi jarak tempuh atau akses pendidikan yang sangat sulit.
“Fasilitas pendidikan di sini saja sudah sangat tidak layak, bagaimana anak-anak bisa belajar dengan baik,” kata dia.
Kondisi seperti ini perlu ada solusi dan penanganan yang serius dari pemerintah. Sebab, anak-anak merupakan harapan dan penurus bangsa.
“Setidaknya pemerintah harus memberikan hak pendidikan yang sama kepada anak-anak, termasuk di sini (Pasirtarisi, red)” pungkasnya.(*)

0 Komentar