Selama bertahun-tahun, dinas terkait dinilai belum berhasil menemukan solusi atas kenaikan harga daging ayam, terutama menjelang hari-hari besar. Saat ini, daging ayam diketahui berada pada kisaran harga Rp 38 ribu per kilogram, dimana sejak dua pekan lalu besarannya terus naik turun.
Besaran tersebut juga terjadi pada awal 2018, dimana daging ayam dijual pada Rp 36 ribu-Rp 40 ribu per kilogram.
Ketua Asosiasi Pedagang Daging Domba, Ayam, dan Sapi (Apddas) Cianjur, Sri Rahayu mengatakan, selama dua tahun terakhir kenaikan harga daging ayam di Cianjur tergolong tidak dapat ditekan. Persoalan pakan hingga harga DOC ayam, menjadi alasan yang seringkali dilontarkan tapi tak kunjung memperoleh titik temu.
”Permasalahan yang ada jadi klise, seolah pemerintah tidak menemukan solusi baiknya seperti apa. Masalahnya berulang-ulang terus,” kata dia.
Hal itu diungkapkan, karena masih saja terjadi perdebatan yang bersifat saling tunjuk. Yayu mengatakan, kenaikan harga saat ini berasal dari pemotong yang kemudian menunjuk pihak peternak. Di sisi lain, peternak juga merasa dirugikan karena saat ini kelangkaan DOC membuat harga ayam spontan naik.
”Seharusnya, Dinas Peternakan bisa mengatur harga DOC. Di sini dinas yang sebenarnya bisa menyentuh ranah tersebut. Lagipula, mungkin saja pengusaha DOC boleh dicover oleh pemerintah. Tapi, tidak ada jawaban untuk itu,” ujar dia.
Lebih lanjut dikatakan, Yayu pun akan melakukan pembahasan dengan pihak terkait. Terutama, mengenai evaluasi harga DOC yang saat ini menjadi fokus dan faktor utama terjadinya kenaikan harga daging ayam. Ia menekankan, jika harga DOC tidak dapat dikendalikan, maka pengendalian atau penekanan harga daging ayam pun cenderung sulit dilakukan.
Akan tetapi, dia menjelaskan jika persediaan daging ayam saat ini cukup stabil. Berdasarkan hasil survey ke beberapa peternak, awal Ramadan ini akan menjadi awal panen ternak ayam sehingga persediaan jauh lebih aman.
Sementara harga daging sapi yang biasa ikut naik, saat ini cenderung stabil karena terbantu pasokan daging beku. Untuk kebutuhan daging sapi, Yayu mengklaim jika daging beku yang dipasok ke Cianjur aman karena proses pengolahan yang baik.